A. Perlawanan
Terhadap Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan
rakyat sangat menderita. Hal ini disebabkan rakyat dipaksa menjadi romusha dan dibebani kewajiban
menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang dialami rakyat menyebabkan
munculnya rasa benci terhadap Jepang. Kebencian itu diperparah dengan kewajiban
untuk melakukan Seikerei kea rah
Tokyo yang tidak dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia
terhadap kekejaman tentara Jepang.
Berikut
perlawanan – perlawanan yang muncul terhadap Jepang :
1.
Jawa
Barat
a.
Pada
bulan Februari 1944 timbul perlawanan rakyat singaparna, dipimpin oleh Kyai
Haji Zainal Mustofa. Sebabnya adalah penolakan terhadap upacara seikerei dan
penderitaan rakyat akibat perlakuan buruk Jepang.
b.
Di
Indramayu pada bulan April 1944, tepatnya desa Kaplongan, Distrik Karangampel,
rakyat bangkit melawan tentara Jepang. Demikian juga tanggal 30 Juli 1944
terjadi perlawanan rakyat desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Penyebabnya adalah
pengambilan padi secara paksa dan pengerahan tenaga.
2.
Aceh
a.
Pada
tanggal 10 November 1942 meletus perlawanan rakyat dipimpin oleh Tengku Abdul
Jalil dari Cot Plieng.
b.
Di
Jangka Buya terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang dipimpin seorang Giyugun
bernama Teuku Hamid. Demikian Juga di Pandrah, daerah Jenieb, Kabupaten
Bireueh.
3.
Biak
Rakyat
Biak, Irian Jaya melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang pada tahun 1943.
4.
Kalimantan
Barat
Perlawanan
rakyat terhadap Jepang juga terjadi di Kalimantan Barat namun mengalami
kegagalan. Sebelum perlawanan rakyat meluas, pihak jepang telah mengetahui
karena telah menyusupkan mata – mata ke dalam organisasi perlawanan rakyat
tersebut.
5.
Sulawesi
Selatan
Perlawanan
rakyat di Sulawesi Selatan terhadap pendudukan Jepang dikenal dengan nama
Peristiwa Unra, karena peristiwa tersebut terjadi didesa Unra. Rakyat dipimpin
Haji temmale yang tidak dapat menahan lagi kemarahan akibat kekejaman tentara
Jepang melakukan perlawanan.
6.
Pemberontakan
PETA
Perlawanan
yang paling besar terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tentara PETA di
Blitar, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh
Supriyadi. Perlawanan ini disebabkan oleh kekecewaan anggota PETA terhadap
Jepang akibat kekejaman Jepang yang menyebabkan penderitaan rakyat, terutama
yang dijadikan romusha oleh Jepang.
Perlawanan rakyat yang terjadi di berbagai
daerah di Indonesia menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah
hadiah dari pemerintah Jepang. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan dan kemudian
dipertahankan oleh bangsa Indonesia sendiri.
rakyat tidak takut pada kekuatan senjata tentara Jepang
BalasHapusPeristiwa Unra?
BalasHapus