1. Konferensi
Meja Bundar (KMB)
Konferensi
Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem – Royen.
Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Badan
Permusyarawatan Federal). Pertemuan ini din kenal dengan Konferensi
Inter-Indonesia (KII) Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap sesama
bangsa Indonesia dalam menghadapi KMB.
Konferensi
Inter-Indonesia diadakan pada tanggal 19 – 22 Juli 1949 di Yogyakarta dan
tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta. Pembicaraan difokuskan pada
pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan yang cukup penting
adalah akan dilakukan pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik dan ekonomi.
Pada bidang pertahanan diputuskan :
a.
Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional
b.
TNI
menjadi inti APRIS
c.
Negara
bagian tidak memiliki angkatan perang sendiri.
KMB
merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaian sengketa
Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949.
Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan
UNCI.
Berikut ini para delegasi yang hadir dalam KMB.
a.
Indonesia
terdiri dari Drs.Moh. Hatta, Mr.Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b.
BFO
dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c.
Belanda
diwakili Mr. van Maarseveen.
d.
UNCI
diwakili oleh Chritchley.
Setelah
melalui pembahasan yang cukup panjang, akhirnya KMB menghasilkan beberapa
keputusan berikut.
a.
Belanda
mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
b.
Pengakuan
kedaulatan dilakukan selambat – lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
c.
Masalah
Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS
d.
Antara
RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang
dikepalai Raja Belanda.
e.
Kapal
– kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
f.
Tentara
Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia
Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang
diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Pada
tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan penandatanganan pengakuan kedaulatan
secara bersamaan di Belanda dan di Indonesia. Di negeri Belanda, Ratu Juliana,
Perdana Menteri Dr. Williem Dress, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J A. Sassen,
dan Drs. Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
Sedangkan di Jakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota
Belanda A.H.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
Berikut
ini dampak dan pengaruh KMB bagi rakyat Indonesia.
a.
Belanda
mengakui kemerdekaan Indonesia.
b.
Konflik
dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c.
Irian
Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d.
Bentuk
negara serikat tidak sesuai dengan cita – cita Proklamsi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
0 komentar:
Posting Komentar