Labels

Rabu, 10 Oktober 2012

Perundingan Roem – Royen


1.      Perundingan Roem – Royen

      Terjadinya agresi Militer Belanda menimbulkan reaksi yang cukup keras dari Amerika Serikat dan Inggris, bahkan PBB. Hal ini tidak lepas dari kemampuan pada diplomat Indonesia dalam memperjuangkan dan menjelaskan realita di PBB. Salah satunya adalah L.N. Palar.
      Sebagai reaksi dari Agresi Militer Belanda, PBB memperluas kewenangan KTN. Komisi Tiga Negara di ubah menjadi UNCI. UNCI kependeka dari United Nations Commission for Indonesia.  UNCI dipimpin oleh Merle Cochran (Amerika Serikat) dibantu Critchley (Australia) dan Harremans (Belgia)
      Hasil kerja UNCI di antaranya mengadakan perjanjian Roem – Royen antara Indonesia Belanda. Perjanjian Roem – Royen diadakan tanggal 14 April 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Sebagai wakil dari PBB adalah Merle Cochran (Amerika Serikat), delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen. Dalam perundingan Roem – Royen, masing – masing pihak mengajukan statement.
      Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan pemerintah Republik Indonesia untuk :
a.       Menghentikan perang gerilya
b.      Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan
c.       Ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag untuk mempercepat pengakuan kedaulatan kepada Negara Indonesia Serikat dengan tanpa syarat.
      Pernyataan dari delegasi Belanda, yaitu :
a.       Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta
b.      Menjamin penghentian gerakan militer dan pembebasan semua tahanan politik
c.       Tidak akan mendirikan atau mengakui negara – negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1948
d.      Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari RIS
e.       Berusaha agar KMB segera diadakan sesudah RI kembali ke Yogyakarta.
      Dari dua usulan tersebut akhirnya diperoleh kesepakatan yang ditanda tangani tanggal 7 Mei 1949. Kesepakatan antara lain :
a.       Pemerintah RI an Belanda sepakat untuk menghentikan tembak – menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan.
b.      Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta.
c.       Kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, belanda.

1 komentar: